Melakukan analisa bentuk kontur yang tergambar pada peta untuk
mendapatkan gambaran medan sebenarnya. Mengenali tanda medan ini
dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu
dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak
terlihatnya titik ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal
yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan
melakukan analisa dan interpretasi peta untuk
kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya
dari titik awal perjalanan.
Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan
melakukan sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta
melakukan cross check perkiraan awal tadi dengan fakta yang
didapatkan di lapangan. Semakin banyak kita mengetahui tanda – tanda
medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan
tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama
melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.
Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika
dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya. Pemahaman
mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu
navigasi, bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.
Langkah-langkahnya:
Alat yang digunakan untuk reseksi dan interseksi, yaitu kompas,
busur derajat, penggaris, pensil, dan penghapus. Dalam
menentukan reseksi dan interseksi, harus membuat patokan arah utara.
dapat dilakukan berdasarkan sifat garis kontur yaitu :
- Perbedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka
ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter (biasanya tertera
pada setiap peta topografi). - Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali untuk kawah.
- Antar kontur tidak akan saling berpotongan, kecuali berhimpit pada lembah yang sangat curam dimana terdapat air terjun
- Kontur yang bebentuk seperti huruf V dari pusat kontur
merupakan punggungan dan yang berbentuk seperti huruf V terbalik dari
pusat kontur adalah lembahan. - Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari
perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut. - Makin rapat kontur, menunjukkan daerah yang makin terjal/curam.
- Saddle adalah daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
- Pass adalah celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
- Bentukan sungai dapat terlihat dipeta sebagai garis yang memotong
rangkaian tingkat kontur, biasanya terdapat pada lembahan dan namanya
tertera mengikuti alur sungai.
Dalam kondisi sebenarnya, sering kali teknik cross bearing tidak selalu
dapat dilakukan seperti karena faktor cuaca atau tidak
terlihatnya titik ekstrim yang dapat dijadikan acuan. Salah satu hal
yang dapat dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah dengan
melakukan analisa dan interpretasi peta untuk
kemudian dapat dibandingkan hasilnya dengan medan sekitar, serta merunutnya
dari titik awal perjalanan.
Oleh karena itu, biasakan untuk mempelajari, menandai dan
melakukan sebanyak mungkin analisa medan selama perjalanan serta
melakukan cross check perkiraan awal tadi dengan fakta yang
didapatkan di lapangan. Semakin banyak kita mengetahui tanda – tanda
medan yang dilalui, semakin memahami pula kita tentang sifat dan
tingkat kesulitan medan tersebut yang akan sangat berguna selama
melakukan perjalanan dan dalam situasi darurat.
Namun, navigasi darat adalah ilmu praktis, yang hanya dapat terasah jika
dipraktekkan langsung pada kondisi sebenarnya. Pemahaman
mengenai teori dan konsep hanyalah membantu untuk memahami ilmu
navigasi, bukan menjamin kemampuan navigasi darat seseorang.
Langkah-langkahnya:
- Tentukan beberapa titik yang menyebar
- Arahkan dengan menggunakan kompas
- Dipeta buat dengan busur derajat
- Titik perpotongannya merupakan titik yang dituju
Alat yang digunakan untuk reseksi dan interseksi, yaitu kompas,
busur derajat, penggaris, pensil, dan penghapus. Dalam
menentukan reseksi dan interseksi, harus membuat patokan arah utara.